Pages

Banner 468 x 60px


 

Minggu, 17 Juli 2016

CUMAPOKER - NIKMATNYA TUBUH IBU GURU SAYA

0 komentar

NIKMATNYA TUBUH IBU GURU SAYA

CUMAPOKER
Suatu hari Tina terpaksa harus memanggil salah satu muridnya ke rumahnya, untuk ulangan susulan. Si Andi harus mengulang karena ia kedapatan menyontek di kelas. Andi juga terkenal karena kekekaran tubuhnya, maklum dia sudah sejak SD bergulat dengan olah raga beladiri, karenanya ia harus menjaga kebugaran tubuhnya.Bagi Tina, kedatangan Andi ke rumahnya juga merupakan suatu kebetulan. Ia juga diam-diam naksir dengan anak itu. Karenanya ia bermaksud memberi anak itu ‘pelajaran’ tambahan di Minggu siang ini.”Sudah selesai Andi?”, Tina masuk kembali ke ruang tamu setelah meninggalkan Andi selama satu jam untuk mengerjakan soal-soal yang diberikannya.”Hampir bu””Kalau sudah nanti masuk ke ruang tengah ya saya tinggal ke belakang..””Iya..””Bu Tina, Saya sudah selesai”, Andi masuk ke ruang tengah sambil membawapekerjaannya.”Ibu dimana?””Ada di kamar.., Andisebentar ya”, Tina berusaha membetulkan t-shirtnya. Ia sengaja mencopot BH-nya untuk merangsang muridnya itu.Di balik kaus longgarnya itu bentuk payudaranya terlihat jelas, terlebih lagi puting susunya yang menyembul.
Begitu ia keluar, mata Andi nyaris copot karena melotot, melihat tubuh gurunya. Tina membiarkan rambut panjangnya tergerai bebas, tidak seperti biasanya saat ia tampil di muka murid-muridnya.”Kenapa ayo duduk dulu, Ibu periksa..”Muka Andi merah karena malu, karena Tina tersenyum saat pandangannya terarah ke buah dadanya.”Bagus bagus…, Kamu bisa gitu kok pakai menyontek segala..?””Maaf Bu, hari itu saya lupa untuk belajar..””oo…, begitu to?””Andi kamu mau menolong saya?”, Tina merapatkan duduknya di karpet ke tubuh muridnya.”Apa Ibu?”, tubuh Andi bergetar ketika tangan gurunya itu merangkul dirinya, sementara tangan Tina yang satu mengusap-uasap daerah ‘vital’ nya.”Tolong Ibu ya…, dan janji jangan bocorkan pada siapa–siapa”.”Tapi tapi…, Saya”.”Kenapa?, oo…, kamu masih perawan ya?”.Muka Andi langsung saja merah mendengar perkataan Tina”Iya””Nggak apa-apa”, Ibu bimbing ya.Tina kemudian duduk di pangkuan Andi. Bibir keduanya kemudian saling berpagutan, Tina yang agresif karena haus akan kehangatan dan Andi yang menurut saja ketika tubuh hangat gurunya menekan ke dadanya. Ia bisa merasakan puting susu Tina yang mengeras. Lidah Tina menjelajahi mulut Andi, mencari lidahnya untuk kemudian saling berpagutan bagai ular.
Setelah puas, Tina kemudian berdiri di depan muridnya yang masih melongo. Satu demi satu pakaiannya berjatuhan ke lantai. Tubuhnya yang polos seakan akan menantang untuk diberi kehangatan oleh perjaka yang juga muridnya ini.”Lepaskan pakaiannmu Andi”, Tina berkata sambil merebahkan dirinya di karpet. Rambut panjangnya tergerai bagai sutera ditindihi tubuhnya.”Ahh cepat Andi”, Rina mendesah tidak sabar.Andi kemudian berlutut di samping gurunya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pengetahuannya tentang seks hanya di dapatnya dari buku dan video saja.”Andi…, letakkan tanganmu di dada Ibu”,Dengan gemetar Andi meletakkan tangannya di dada Tina yang turun naik. Tangannya kemudian dibimbing untuk meremas-remas payudara Tina yang montok itu.”Oohh…, enakk…, begitu caranya…, remas pelan-pelan, rasakan putingnya menegang..” Dengan semangat Andi melakukan apa yang gurunya katakan.”Ibu…, Boleh saya hisap susu Ibu?”.Tina tersenyum mendengar pertanyaan muridnya, yang berkata sambil menunduk, “Boleh…, lakukan apa yang kamu suka”.
Tubuh Tina menegang ketika merasakan jilatan dan hisapan mulut pemuda itu di susunya. Perasaan yang ia pernah rasakan 3 tahun lalu saat ia masih bersama suaminya.”Oohh…, jilat terus sayang…, ohh”, Tangan Tina mendekap erat kepala Andi ke payudaranya.
Anto semakin buas menjilati puting susu gurunya tersebut, mulutnya tanpa ia sadari menimbulkan bunyi yang nyaring. Hisapan Andi makin keras, bahkan tanpa ia sadari ia gigit-gigit ringan puting gurunya tersebut.”mm…, nakal kamu”, Tina tersenyum merasakan tingkah muridnya itu.”Sekarang coba kamu lihat daerah bawah pusar Ibu”.Anto menurut saja. Duduk diantara kaki Tina yang membuka lebar. Tina kemudian menyandarkan punggungya pada dinding di belakangnya.”Coba kamu rasakan”, ia membimbing telunjuk Andi memasuki vaginanya.”Hangat Bu..”Bisa kamu rasakan ada semacam pentil…?””Iya..””Itu yang dinamakan kelentit, itu adalah titik peka cewek juga. Coba kamu gosok-gosok”Pelan-pelan jari Andi mengusap-usap clitoris yang mulai menyembul itu.”Terus…, oohh…, ya…, gosok…, gosok”, Tina mengerinjal-gerinjal keenakan ketika clitorisnya digosok-gosok oleh Andi.”Kalo diginiin nikmat ya Bu?”, Andi tersenyum sambil terus menggosok-gosok jarinya.”Oohh…, Antoo…, mm”, tubuh Rini telah basah oleh peluh, pikirannya serasa di awang-awang, sementara bibirnya merintih-rintih keenakan.Tangan Andi semakin berani mempermainkan clitoris gurunya yang makin bergelora dirangsang birahi. Nafasnya yang semakin memburu pertanda pertahanan gurunya akan segera jebol.”Ooaahh…, Anndii”, Tangan Tina mencengkeram pundak muridnya, sementara tubuhnya menegang dan otot-otot kewanitaannya menegang. Matanya terpejam sesaat, menikmati kenikmatan yang telah lama tidak dirasakannya.”Hmm…, kamu lihai Andii…, Sekarang…, coba kamu berbaring”.Andi menurut saja. Penisnya segera menegang ketika merasakan tangan lembut gurunya.”Wah…, wahh.., besar sekali”, tangan Tina segera mengusap-usap penis yang telah mengeras tersebut.Segera saja benda panjang dan berdenyut-denyut itu masuk ke mulut Tina. Ia segera menjilati penis muridnya itu dengan penuh semangat. Kepala penis muridnya itu dihisapnya keras-keras, sehingga Anto merintih keenakan.”Ahh…, enakk…,enakk”, Andi tanpa sadar menyodok-nyodokkan pinggulnya untuk semakin menekan penisnya makin ke dalam kuluman Tina.Gerakannya makin cepat seiring semakin kerasnya hisapan Tina.”oohh Ibu…, Ibbuu”Muncratlah cairan mani Andi di dalam mulut Tina, yang segera menjilati cairan itu hingga tuntas.”Hmm…, manis rasanya Andi”, Tina masih tetap menjilati penis muridnya yang masih tegak.”Sebentar ya aku mau minum dulu”.Ketika Tina sedang membelakangi muridnya sambil menenggak es teh dari kulkas. Tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekapnya dari belakang.”Andi…, biar Ibu minum dulu”.”Tidak…, nikmati saja ini”, Anto yang masih tegang berat mendorong Tina ke kulkas.Gelas yang dipegang rina jatuh, untungnya tidak pecah. Tangan Tina kini menopang tubuhnya ke permukaan pintu kulkas.”Ibu…, sekarang!””Ahhkk”, Tina berteriak, saat Andi menyodokkan penisnya dengan keras ke liang vaginanya dari belakang. Dalam hatinya ia sangat menikmati hal ini, pemuda yang tadinya pasif berubah menjadi liar.”Andi…, enakk…, ohh…, ohh”. Tubuh Tina bagai tanpa tenaga menikmati kenikmatan yang tiada taranya. Tangan Anto satu menyangga tubuhnya, sementara yang lain meremas payudaranya. Dan penisnya yang keras melumat liang vaginanya.”Ibu menikmati ini khan”, bisik Andi di telinganya”Ahh…, hh”, Tina hanya merintih, setiap merasakan sodokan keras dari belakang.”Jawab…, Ibu”, dengan keras Andi mengulangi sodokannya.”Ahh…,iyaa””Andi…, Andi jangann…, di dal.. La” belum sempat ia meneruskan kalimatnya, Rina telah merasakan cairan hangat di liang vaginanya menyemprot keras. Kepalang basah ia kemudian menyodokkan keras pinggulnya.”Uuhgghh”, penis Andi yang berlepotan mani itupun amblas lagi ke dalam liang Rina.”Ahh”.







0 komentar:

Posting Komentar

 
CUMAPOKER © 2016